BACK TO THE TOP

Vaksinasi : Aman atau Berbahaya?


Setiap anak berumur kurang dari 15 bulan umumnya sudah diberi berbagai macam vaksinasi. Di Indonesia jumlah yang “dianjurkan” sebanyak kurang lebih 10 macam. Di Inggris 25 macam dan USA 30 macam. Pertanyaannya apakah ini perlu ???


Bila anda menanyakan pada dokter atau dunia pengobatan Orthodox, maka jawabannya sangat perlu dan mesti. Kalau ditanyakan pada pabrik Obat pembuat Vaksin, jawabnya…. so pasti! -penghasilan dari vaksin 7 Milyar Dollar setahun, itu sama dengan hampir 70 triliun rupiah! Dan kalau kita tanyakan kepada masyarakat awam pemakai vaksin, jawabannya “katanya perlu, dokter bilang perlu dan pemerintah juga bilang perlu”. Hanya saja kalau anda menanyakan kepada orang tua yang anaknya terkena Autis atau korban akibat Vaksin lainnya maka jawabnya tentu bertolak belakang.

Vaksin menyebabkan tidak kurang dari 80 macam penyakit yang kadarnya menengah hingga fatal. Diantaranya yang dikenal masyarakat adalah Asma, Arthitis, Autis, Kerusakan Otak, Kanker, Eczema, Kerusakan mata, Kerusakan Telinga, Lupus, Leukemia, Meningitis, Parkinson, Polio dan sejumlah penyakit lain yang mengejanya saja sulit dilakukan.

Mengapa demikian? Vaksin akan langsung mempengaruhi system kekebalan tubuh dan juga system syaraf. Vaksin yang tadinya dimaksudkan untuk menaikkan system kekebalan tubuh, juga membuat system ini tidak berfungsi secara alamiah dan pada saatnya tidak sanggup merespon penyakit yang datang. Hal ini disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, bahwa tidak semua kuman yang dilemahkan itu benar benar lemah pada waktu diproduksi sebagai vaksin. Sebagai contoh, pada program imunisasi Polio pada awal 2000, banyak anak2 yang menjadi lumpuh setelah di vaksinasi. Ini kisah nyata dan tidak bisa dibantah, dan berita ini disiarkan keseluruh dunia [malah kita tidak ambil pusing]. Kasus terbaru adalah kejangkitan Flu Babi yang terjadi setelah orangnya di vaksinasi. Hal kedua adalah material pembawa kuman ini terdiri dari material yang tidak aman untuk kesehatan, seperti logam Aluminium, Mercuri dan Formalin. Zat2 ini terkenal sebagai zat yang berbahaya untuk sistem syaraf dan malah bersifat menimbulkan kanker [carcinogenic]. Apakah tidak ada bahan lain yang dapat dipakai untuk itu? Ada beberapa zat baru yang diujikan, namun juga ternyata memberi masalah baru.

Pertanyaan terakhir, apakah vaksin ini benar benar bermanfaat, sehingga kita mungkin dapat menimbang antara manfaat dan mudaratnya? Ternyata manfaatnya sangat disangsikan. Berbagai kasus Diphtheria terjadi pada anak2 yang telah divaksinasi dan dianggap imun. Contoh lain yang popular terjadi di Texas pada 1986, terjadi epidemi sakit Campak disana dan ternyata 99% korban telah divaksinasi sebelumnya. Vaksinasi untuk Batuk Rejan atau Pertusis juga ternyata hanya effektif untuk 36% dari anak2. Sebaliknya vaksin DPT juga sangat terkenal sebagai penyebab kerusakan otak. Vaksin Rubella mengakibatkan arthritis, Vaksin Polio berhubungan dengan kanker otak dan tulang. Vaksin Hepatitis banyak dilaporkan mengakibatkan HIV/AID terutama untuk vaksin yang dibuat langsung dari darah manusia. Vaksin HVP [servical cancer] sekarang ini sedang dalam proses pengadilan karena telah menimbulkan kematian dan kerusakan kesehatan, sedangkan berbagai vaksin Flu diragukan apakah pernah diuji cobakan sebelum dipasarkan. Akibat buruk dari vaksin sedemikian panjangnya sehingga menguras energi hanya untuk membacanya.

Apakah Vaksin lebih banyak manfaatnya daripada bahayanya? Pertama tama harus diketahui bahwa sebahagian besar penyakit yang “dilindungi” oleh vaksin tadi dapat diobati dan kecil kemungkinan akan menyebabkan kematian. Anak kecil tidak perlu diberi TCD misalnya, karena ketiga penyakit tadi dapat diobati dengan sempurna. Selain itu vaksinasi TCD juga cuma effektif selama 3-6 bulan saja, tidak seumur hidup.

Pabrik Obat penghasil Vaksin sangat berkepentingan untuk mempromosikan kegunaan vaksin dengan berbagai cara. Dengan omset penjualan 7 Milyar US Dollar, bisnis ini memang sangat penting untuk dipertahankan. HPV vaksin untuk kanker Cervic dipromosikan juga untuk remaja pria dan menuai anekdot dan kecaman yang besar. Vaksin yang satu ini memakan korban yang relatif lebih besar daripada vaksin lainnya. Flu babi juga dicurigai sebagai penyakit yang sengaja disebar untuk menjual vaksin. Tuduhan ini terjadi karena sehari setelah H1N1 diumumkan, vaksinnya sudah tersedia dipasar. Vaksin Flu lainnya juga ikut numpang beken dan mendapatkan pasaran, padahal ada lebih dari 20 macam flu yang beredar di Indonesia, dan jenis vaksin yang dijual tidak lebih dari 5 macam. Histeria akan penyakit ikut menunjang penjualan vaksin ini.
Di Indonesia, program vaksinasi belum merupakan keharusan, cuma sangat dianjurkan. Ini hal yang melegakan, karena dibeberapa Negara ini merupakan keharusan dan dapat didenda bila anaknya tidak di vaksinasi. Semoga pemerintah kita tidak merubah policy ini menjadi keharusan. Dibeberapa Negara, Negara dibawa ke pengadilan karena kasus vaksinasi yang dipaksakan tetapi membawa korban ini.

Apa yang ingin disampaikan oleh tulisan ini? Berhati hatilah untuk melakukan Vaksinasi, baik untuk diri sendiri maupun anak2, terutama untuk anak bayi. Anak bayi memiliki system kekebalan tubuh yang belum sempurna dan jangan dibebani oleh vaksin yang akan merusak system ini berkembang secara alami. Vaksin memiliki dampak kesehatan yang berbahaya dan tidak seimbang dengan manfaatnya. Anda dianjurkan untuk hidup dengan sehat dan memelihara lingkungan yang sehat daripada berjudi dengan vaksin ini.


Sumber : votreesprit.wordpress.com/2012/05/18/awas-bahaya-vaksin-mengintai-generasi-penerus-kita/

0 komentar:

Post a Comment