BACK TO THE TOP

Atasi Bullying di Sekolah!

Upaya mencegah bullying di sekolah bisa dimulai dengan menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer belajar tanpa rasa takut, melalui pendidikan karakter, menciptakan kebijakan pencegahan bullying di sekolah dengan melibatkan siswa, menciptakan sekolah model penerapan sistem anti-bullying, serta membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat tinggal.
Menata lingkungan sekolah dengan baik, asri dan hijau sehingga anak didik merasa nyaman juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan akan membantu untuk pencegahan.
Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.


Dua strategi untuk mengatasi bullying yakni strategi umum dan khusus.
  1. Strategi umum dijabarkan dengan menciptakan kultur sekolah yang sehat. Ratiyono mendeskripsikan kultur sekolah sebagai pola nilai-nilai, norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah dilaksanakan oleh warga sekolah secara bersama baik oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa sebagai dasar dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul.
  2. Sedangkan strategi khusus adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya tindakan bullying di lingkungan sekolah, aktifkan semua komponen secara proporsional sesuai perannya dalam menanggulangi perilaku bullying, susun program aksi penanggulangan bullying berdasarkan analisis menyeluruh dan melakukan evaluasi dan pemantauan secara periodik dan berkelanjutan.
Saran
Saran-saran sebagai berikut :
  1. Kepada Pihak Sekolah
Sekolah harus mempunyai peraturan dan tata tertib yang ketat kepada peserta didik untuk mengatur kehidupan siswa sehari-hari di sekolah.
  1. Kepada Guru/Guru
Bimbingan dan Konseling, memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar kelas, perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-guru mata pelajaran serta seluruh staf dan karyawan sekolah.
  1. Orang tua/Wali siswa
Sebagian besar waktunya siswa bersama keluarga, kerjasama orang tua/Wali dengan pihak sangat mutlak diperlukan untuk tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.

0 komentar:

Post a Comment