Upaya mencegah bullying di
sekolah bisa dimulai dengan menciptakan budaya sekolah yang beratmosfer
belajar tanpa rasa takut, melalui pendidikan karakter, menciptakan
kebijakan pencegahan bullying di sekolah dengan melibatkan siswa,
menciptakan sekolah model penerapan sistem anti-bullying, serta
membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada
stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan tempat tinggal.
Menata lingkungan sekolah
dengan baik, asri dan hijau sehingga anak didik merasa nyaman juga
merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan akan membantu untuk
pencegahan.
Sekolah sebaiknya mendukung
kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya
sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog antara siswa dan
sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan
sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.
Dua strategi untuk mengatasi bullying yakni strategi umum dan khusus.
- Strategi umum dijabarkan dengan menciptakan kultur sekolah yang sehat. Ratiyono mendeskripsikan kultur sekolah sebagai pola nilai-nilai, norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah dilaksanakan oleh warga sekolah secara bersama baik oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa sebagai dasar dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul.
- Sedangkan strategi khusus adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya tindakan bullying di lingkungan sekolah, aktifkan semua komponen secara proporsional sesuai perannya dalam menanggulangi perilaku bullying, susun program aksi penanggulangan bullying berdasarkan analisis menyeluruh dan melakukan evaluasi dan pemantauan secara periodik dan berkelanjutan.
Saran
Saran-saran sebagai berikut :
- Kepada Pihak Sekolah
Sekolah harus mempunyai
peraturan dan tata tertib yang ketat kepada peserta didik untuk mengatur
kehidupan siswa sehari-hari di sekolah.
- Kepada Guru/Guru
Bimbingan dan Konseling,
memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar
kelas, perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-guru mata
pelajaran serta seluruh staf dan karyawan sekolah.
- Orang tua/Wali siswa
Sebagian besar waktunya siswa
bersama keluarga, kerjasama orang tua/Wali dengan pihak sangat mutlak
diperlukan untuk tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.
0 komentar:
Post a Comment