Beberapa kritik mengenai teori evolusi mengklaim kalau ilmuan tidak sependapat mengenai konsep evolusi,
namun faktanya tidak demikian. Mereka memang tidak sependapat mengenai
detail cara proses ini terjadi, namun para ilmuan tidak mempertanyakan
keberadaan evolusi.
Ilmuan mempelajari evolusi dalam dua tingkatan populasi. Evolusi mikro terdiri dari perubahan genetik kecil yang terjadi dalam beberapa generasi. Evolusi makro
adalah pola perubahan yang lebih luas dalam ribuan generasi sehingga
terbentuk spesies baru. Kedua tingkatan evolusi ini menyebabkan populasi
dan spesies berubah seiring waktu.
Perubahan evolusi memiliki dua model. Gradualisme adalah model perubahan yang terjadi lambat dengan laju yang tetap. Keseimbangan dipertepat (punctuated equilibrium)
merupakan perubahan cepat dalam tempo singkat yang menginterupsi
perubahan kecil yangterjadi dalam waktu yang lama. Evolusi kehidupan di
planet ini terjadi baik secara gradual maupun dipertepat.
Perubahan
evolusi mikro menyebabkan alel-alel dalam sebuah populasi menjadi lebih
umum atau lebih sedikit seiring waktu. Empat gaya evolusi mikro adalah seleksi alam, mutasi, aliran gen dan apungan genetik.
Seleksi alam
mengadaptasi mahluk hidup pada lingkungan mereka lewat menyingkirkan
sejumlah sifat sementara mendukung sifat lainnya. Seleksi alam
berdasarkan pada empat prinsip utama:
- Semua spesies menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang dapat didukung oleh lingkungan, membatasi sumberdaya.
- Semua populasi beraneka ragam secara internal; tidak ada dua individual yang mutlak sama.
- Lebih banyak individu yang ada daripada yang dapat bertahan hidup. Mereka berjuang memperebutkan sumberdaya – mereka yang memiliki manfaat yang diwariskan berhasil bertahan hidup.
- Individu menurunkan manfaat ini ke keturunannya.
Belalang kerdil
adalah contoh yang bagus untuk proses seleksi alam. Belalang ini hidup
di padang rumput yang hijau. Sifat warna atau gen mereka memiliki dua
alel: hijau dan hitam. Karena belalang kerdil dengan alel hijau menyatu
dengan lingkungannya dan tersembunyi dari burung predator, burung lebih
sering memakan belalang hitam. Dengan demikian, belalang hijau bertahan
hidup dan menghasilkan banyak keturunan daripada belalang hitam. Namun
hijau tidak selalu menjadi alel terbaik: saat terjadi kebakaran padang
rumput, belalang hitam memiliki keunggulan dan frekuensi alel hitam
menjadi lebih umum.
Contoh lain seleksi alam yang lebih sering digunakan adalah ngengat berbintik
yang memiliki alel putih dan hitam. Ngengat berbintik hidup di kulit
kayu berwarna putih karena lumut. Karena ngengat putih lebih menyatu
dengan lingkungan, maka ngengat hitam lebih sering dimakan oleh elang.
Ngengat putih memiliki banyak keturunan karena lebih bertahan hidup.
Namun ketika terjadi polusi udara yang membunuh lumut, kulit kayu
menjadi berubah hitam. Kali ini, ngengat putih lebih mudah dilihat oleh
elang dan mereka pun dimangsa lebih sering. Ngengat hitam beruntung dan
berkembang biak lebih banyak.
Mutasi
adalah kemunculan alel baru secara spontan dan acak (kebetulan) yang
merubah DNA mahluk individual. Sebagai satu-satunya sumber variasi baru,
mutasi adalah gaya evolusi yang kuat. Tanpa mutasi, hanya mungkin
menjadikan satu sifat lebih umum atau lebih sedikit. Mutasi hitam
memungkinkan ngengat hitam atau belalang hitam bertahan hidup dalam
lingkungan berbeda setelah mereka kehilangan lumut atau rumput
kamuflasenya.
Aliran gen, atau migrasi, terjadi saat dua populasi berbagi alel. Campuran antara orang Belanda dan orang Jawa
setelah orang Belanda bermigrasi ke Jawa adalah sebuah contoh aliran
gen. Populasi campuran yang dihasilkan memiliki kombinasi alel yang
baru.
Kadang evolusi terjadi karena peristiwa kebetulan dan tipe perubahan ini disebut apungan genetik. Bila sebuah letusan gunung berapi
kebetulan menghabisi semua orang dengan darah golongan A, maka alel
tipe A akan lenyap dalam populasi tersebut hingga mutasi atau aliran gen
mengembalikannya.
Apungan genetik memiliki dua kasus khusus: efek pendiri dan penyempitan leher botol. Efek pendiri
terjadi ketika sebuah populasi kecil membangun koloni baru dan kawin
dengan sesamanya; alel yang ada dalam jumlah kecil dalam populasi induk
meningkat pada populasi baru. Sindrom Ellis van Creveld yang
langka memiliki frekuensi yang jauh lebih tinggi (1 dalam 14) di
penduduk Amish di Lancaster County daripada dalam populasi induknya (1
dalam 400) karena efek ini.
Penyempitan leher botol
terjadi saat sejumlah besar individu mati dan populasi harus membangun
kembali dirinya dari basis genetik yang jauh lebih kecil dari
sebelumnya; populasi yang baru akan menunjukkan sedikit sekali variasi
genetik. Harimau Siberia, yang jumlahnya menurun karena perburuan, menghadapi kepunahan karena alasan ini.
0 komentar:
Post a Comment