Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat
ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas planet, matahari, dan bulan
bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada
ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu
kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5). Yusuf juga
merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa
cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf
(Yusuf [12]:8). Saudara-saudara Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk
membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam
perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh
saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan oleh kafilah dagang yang
kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang membeli Yusuf adalah Qithfir,
seorang raja Mesir yang mempunyai julukan Al Aziz.
Yusuf didalam Al-Qur'an
dikatakan sebagai pria yang sangat tampan. Pernyataan ini digambarkan
ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha
menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan
setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya
(Yusuf [12]:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika
tidak mengikuti perintahnya (Yusuf [12]:32). Namun, Yusuf tetap teguh
dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf [12]:33). Yusuf dipenjarakan bersama
dua orang tahanan. Di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf
memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi (Yusuf
[12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2 tahanan lainnya,
mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum mati, dan
yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air
minum raja. Maka, Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk
mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia
melupakan Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.
Beberapa tahun kemudian, raja
bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman tersebut akhirnya
ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf
menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang berlimpah,
kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun yang
penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya
memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang
menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya
mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan
raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia
ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri itu.
Selama tahun-tahun yang
diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk meminta
makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang mengenal mereka,
namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin meminta makanan
lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu mereka. Mereka
akhirnya membawa adik bungsu mereka pada pertemuan berikutnya. Pada adik
bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya bahwa ia dipelakukan
jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja sama dengan adiknya.
Adiknya untuk sementara ditinggal bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa
adiknya ditahan karena mencuri gelas minum raja. Pada saat itu juga,
Yaqub kehilangan penglihatannya karena merasa kehilangan Yusuf dan
saudaranya.
Ketika saudara-saudara Yusuf
datang lagi kepadanya, Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada mereka.
Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf
kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan
mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga
memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke
Mesir. Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud
untuk menghormatinya. Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya di masa
muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan
bersujud padanya.
0 komentar:
Post a Comment