“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan dil autan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70).
Menurut Fathuddin Ja’far, MA dalam bukunya SEI Empowernment Road to the
Great Success dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya seperti Malaikat,
Iblis, Hewan, dsb.
Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena
orientasi hidupnya terfokus pada kerusakan dan penyesatan manusia dari
jalan yang lurus. Kemuliaan Malaikat adalah karena mereka tidak
putus-putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan-Nya. Lain lagi
dengan hewan. Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan
seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya sangat jauh berbeda
dibandingkan dengan tubuh manusia, akan tetapi memiliki nafsu atau
syahwat makan, minum dan biologis seperti manusia. Karena syahwat
hewaniyahnya yang mendominasi dan menggerakkan hidupnya maka setiap saat
hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan syahwat biologis
Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya di atas bumi.
Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan
Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah
kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya di
bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat
matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah
tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian
tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).
Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang
Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar
ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik
fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan
syahwat dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh
tubuhnya yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia
dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak
diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula
menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-Nya :
“Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)
demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen
mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya
secara optimal dan seimbang sesuai dengan kehendak yang telah dirancang
Tuhan Pencipta.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat
memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang
mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan Intellectual dalam
diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila
terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk
paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka
kehilanan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki.
Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh
di Mata Tuhan Pencipta dan di dunia.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf :
179).
0 komentar:
Post a Comment