Sumber arus listrik adalah benda-benda yang dapat menghasilkan arus listrik, contohnya baterai, akumulator, elemen Volta, elemen Daniell, dan elemen Weston. Dalam mempelajari sumber arus listrik kita mempelajari tentang gaya gerk listrik (GGL), tegangan listrik, elemen primer, elemen volta, elemen daniell dan elemen sekunder.
Gaya Gerak Listrik
Semua sumber arus listrik memiliki kemampuan memberikan gaya pada elektron sehingga elektron dari sebuah atom materi dapat bergerak. Gaya dari sumber baterai yang demikian disebut sebagai gaya gerak listrik (ggl).
Gaya gerak listrik sering juga disebut tegangan. Satuan gaya gerak listrik adalah volt (V). Ggl diberi lambang E. Misal pada kulit luar baterai
tercantum label 1,5 V, ini menunjukkan besarnya ggl yang dibangkitkan
oleh baterai tersebut. Jadi, ggl merupakan beda potensial antara
kutub-kutub sebuah sumber listrik (baterai) saat sumber tidak
mengalirkan listrik (saklar terbuka).
Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah beda potensial
antara dua buah kutub sumber tegangan. Alat untuk mengukur tegangan
disebut voltmeter. Selain tegangan antara kutub-kutub sumber tegangan,
setiap alat listrik dalam sebuah rangkaian tertutup akan mempunyai
tegangan yang dapat diukur dengan voltmeter. Tegangan ini disebut
tegangan jepit. Jadi tegangan jepit merupakan beda potensial antara
kutub-kutub sebuah sumber arus listrik
ketika sumber mengalirkan arus listrik. Misalkan sebuah sumber 12 V
digunakan untuk menyalakan sebuah lampu, ukurlah potensial listrik lampu
tersebut dengan cara memasangkan voltmeter secara paralel dengan lampu.
Tegangan yang terbaca pada voltmeter ini merupakan tegangan jepit atau
tegangan terpakai oleh alat. Nilai tegangan jepit tergantung pada nilai
hambatan bebannya. Makin besar nilai hambatan bahan makin kecil nilai tegangan jepitnya.
Sumber Arus Listrik
Elemen Primer
Elemen primer merupakan sebuah sumber arus listrik. Elemen primer merupakan sumber arus listrik yang bersifat sekali pakai. Artinya jika sumber arus tersebut sudah habis energinya, kamu tidak dapat mengisi elemen primer. Kamu harus mengganti sumber arus listrik tersebut dengan sumber arus yang baru.
1. Baterai
Baterai merupakan elemen kering.
Jika kita amati, baterai memiliki dua kutub yaitu kutub positif dan
kutub negatif. Kutub positif baterai berupa batang karbon yang
dibenamkan ke dalam campuran mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida
(NH4Cl). Kutub negatif baterai adalah lapisan paling luar yang terbuat
dari seng (Zn).
Gambar diatas adalah gambar baterai yang
mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Campuran mangan dioksida
berfungsi sebagai zat pelindung elektrolit. Di antara lapisan paling
luar yaitu seng berfungsi sebagai kutub negatif dan campuran mangan
dioksida terdapat pasta amonium klorida yang berfungsi sebagai
elektrolit. Di antara kutub positif dan kutub negatif ini terdapat beda
potensial. Beda potensial inilah yang menyebabkan baterai tersebut dapat
mengalirkan arus listrik jika dipasangkan secara benar dalam sebuah
rangkaian. Suatu saat, karbon dan elektrolit dari baterai akan habis
sehingga baterai tersebut tidak dapat menghasilkan arus listrik. Baterai
termasuk sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang.
Dengan adanya arus listrik ini, kamu
akan dipermudah memperoleh sumber energi listrik yang dapat dibawa ke
mana-mana, sehingga akan lebih mudah dan praktis. Baterai masih banyak
digunakan pada jam dinding, radio, lampu senter, dan sebagainya.
Penyempurnaan dari sel seng karbon adalah baterai alkalin. Ukuran,
bentuk, dan tegangannya mirip dengan sel seng karbon, tetapi jika
digunakan dalam suatu peralatan, sel alkalin dapat bertahan enam atau
tujuh kali lebih lama dibanding sel seng karbon biasa. Dalam sel alkalin
mengandung elektrolit larutan kalium hidroksida. Pelat logamnya terbuat
dari nikel dan senyawa kadmium.
2. Elemen Volta
Elemen volta ini kali
pertama ditemukan oleh Alessandro Volta (1745 – 1827) seorang ahli
Fisika berkebangsaan Italia. Elemen volta adalah sel elektrokimia yang
dapat menghasilkan arus listrik. Gambar dibawah memperlihatkan sebuah elemen volta.
Elemen volta terdiri atas tabung kaca
yang berisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan sebagai anoda adalah logam
Cu (tembaga) sedangkan kutub negatif adalah Zn (seng). Jika
elektroda-elektroda seng dan tembaga dimasukkan ke dalam larutan asam
sulfat, akan terjadi reaksi kimia yang menyebabkan lempeng tembaga
bermuatan listrik positif dan lempeng seng bermuatan listrik negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa lempeng tembaga memiliki potensial lebih
tinggi daripada potensial lempeng seng. Elektron akan mengalir dari
lempeng seng menuju lempeng tembaga. Jika kedua lempeng ini dirangkaikan
dengan lampu, arus akan mengalir dari lempeng tembaga ke lempeng seng
sehingga lampu akan menyala. Namun, aliran arus listrik ini tidak
berlangsung lama sehingga lampu akan padam. Hal ini dikarenakan
gelembung-gelembung gas hidrogen yang dihasilkan oleh asam sulfat
(H2SO4) akan menempel pada lempeng tembaga. Gelembung gas hidrogen ini
akan menghambat aliran elektron. Kamu telah mengetahui bahwa arus
listrik adalah aliran elektron-elektron sehingga jika aliran elektron
ini terhambat, tidak akan ada arus yang mengalir. Peristiwa ini disebut
polarisasi. Dengan kata lain, polarisasi adalah peristiwa tertutupnya
elektroda elemen oleh hasil reaksi yang mengendap pada elektroda
tersebut. Namun demikian, ide Volta inilah yang menjadi prinsip dalam
pembuatan baterai dan aki.
3. Elemen Daniell
Cara kerja elemen daniell pada dasarnya sama dengan cara kerja elemen volta. Namun pada elemen daniell
ditambahkan larutan tembaga sulfat (CuSO4) untuk mencegah terjadi
polarisasi, yang dinamakan depolarisator sehingga usia elemen dapat
lebih lama. Perhatikan diagram sel daniell pada gambar berikut.
Elemen Sekunder
Tidak seperti elemen primer, elemen sekunder bersifat dapat diperbaharui. Artinya tegangan yang berasal dari elemen sekunder suatu saat akan habis, tetapi kamu masih dapat mengisi elemen tersebut. Contoh elemen sekunder adalah akumulator. Akumulator banyak digunakan dalam kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil.
Akumulator disebut juga elemen basah.
Akumulator terdiri atas pasangan-pasangan keping timbal dan timbal
dioksida. Pasangan ini disebut sel. Setiap pasangan timbal dan timbal
dioksida ini mampu memberikan tegangan 2 volt. Kapasitas penyimpanan
sebuah aki
dapat terlihat berupa tulisan angka pada aki. Contoh, pada aki tertulis
12V 40 AH, artinya aki mempunyai ggl 12 volt dan mengalirkan arus
listrik 40 ampere selama 1 jam.
Sama seperti pada baterai, akumulator
juga mempunyai dua buah kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif.
Kutub negatif terletak pada timbal dan kutub positif pada timbal
dioksida. Timbal dan timbal dioksida dicelupkan ke dalam larutan
elektrolit asam sulfat. Keuntungan pemakaian elemen sekunder misalnya
akumulator yaitu dapat diperbaharui. Agar akumulator dapat berfungsi
kembali, perlu dimuati oleh sumber arus searah (DC).
Perubahan energi saat aki digunakan
yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Sedangkan saat pengisian
aki terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia.
Cara pengisian aki adalah sebagai berikut.
a. Hubungkan dengan sumber tegangan arus DC yang beda potensialnya lebih tinggi dari aki tersebut.
b. Arus yang mengalir kecil sehingga perlu waktu lebih lama. Hal ini bertujuan agar tidak merusakkan sel aki.
c. Ukur konsentrasi larutan dengan hidrometer.
d. Perhatikan ukuran kapasitas akinya dengan amperejam.
b. Arus yang mengalir kecil sehingga perlu waktu lebih lama. Hal ini bertujuan agar tidak merusakkan sel aki.
c. Ukur konsentrasi larutan dengan hidrometer.
d. Perhatikan ukuran kapasitas akinya dengan amperejam.
Baterai kering dan akumulator merupakan contoh sumber arus listrik yang sering kita gunakan sehari-hari.
http://fisikazone.com/sumber-arus-listrik/
0 komentar:
Post a Comment