
Masalah gigi pada anak selalu menjadi sorotan para orang tua dan dokter anak. Sampai-sampai, mitos seputar
kesehatan gigi anak
beredar begitu banyak. Tak sedikit dari mitos ini yang menyeramkan
anak-anak. Apa saja mitos seputar kesehatan gigi anak? Berikut
uraiannya.
- Semua anak mempunyai gigi yang jelek. Faktanya, tak semua anak
bergigi jelek. Ada juga anak yang bergigi bagus. Perhatian dan bimbingan
para orang tua terhadap gigi anaknya menentukan bagus-tidaknya gigi
anak-anak.
- Gigi anak yang putih lebih sehat daripada gigi anak yang kurang
putih. Faktanya tak selalu begitu. Menggosok gigi secara teratur dan
merawat gigi dengan baik itu lebih sehat. Adakalanya gigi tak bisa
putih. Ini bisa diakibatkan oleh penggunaan antibiotik tertentu.
Adakalanya juga, gigi menjadi putih akibat pemutih gigi dan bukan karena
perawatan yang baik.
- Anak-anak harus ke dokter gigi setiap bulan sekali. Faktanya,
dokter gigi lebih tahu kapan seorang anak harus ke dokter gigi. Mungkin
bisa sebulan sekali, atau malah lebih. Anjuran minimal memang 6 bulan
sekali. Hal ini untuk mengantisipasi gigi yang tidak terawat dalam
jangka waktu yang terlalu lama.
- Anak-anak lebih baik menggunakan pasta gigi bayi. Faktanya, pasta
gigi bayi tidak cukup mengandung fluoride yang bisa membunuh kuman yang
ada di gigi mereka. Anak-anak sekarang, makanannya mirip seperti orang
dewasa. Jadi, pastikan kadar fluoride di dalam pasta gigi anak mencukupi
untuk kebutuhannya, yaitu sekitar 1,000 part per million (ppm).
- Hanya gula dari permen, kue, cokelat, dan minuman jadilah yang bisa
merusak gigi anak. Faktanya, semua makanan manis bisa merusak gigi anak.
Misalnya saja buah-buahan, kismis, jus buah, bahkan madu. Jadi, batasi
konsumsi makanan manis bagi anak-anak Anda.
- Gigi
susu tidak perlu digosok dan dirawat karena nanti akan digantikan
dengan gigi sekunder yang permanen. Faktanya, gigi susu tetap harus
digosok dan dirawat. Tak sedikit gigi susu anak yang rusak yang akhirnya
menimbulkan rasa sakit. Misalnya gigi berlubang. Menggosok gigi sejak
bayi juga melatih kebiasaan agar terbawa hingga dewasa.
- Bau napas pada anak-anak disebabkan gigi yang tidak digosok dengan
baik. Faktanya, selain karena tidak digosok dengan baik, napas bau juga
bisa karena adanya kuman-kuman yang tinggal di rongga mulut. Makanan dan
minuman berbau juga member kontribusi. Tak hanya itu saja, penyakit
juga bisa membuat napas bau. Misalnya saja sariawan dan panas dalam.
Itulah beberapa
mitos seputar kesehatan gigi anak yang diuraikan kali ini. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment