BACK TO THE TOP

Ketika Tidur, Nafas Berhenti?

Mendengkur menandakan tidur yang nyenyak. Itu memang persepsi yang berkembang di masyarakat.
Tetapi Anda perlu waspada jika mendengkur setiap hari. Bukannya tidur nyenyak, malah Anda mungkin mengalami gangguan tidur berbahaya yang dikenal dengan nama obstructive sleep apnea (OSA).


Menurut dokter spesialis saraf Rumah Sakit Medistra, Dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S dalam acara World Sleep Day beberapa waktu lalu di Jakarta, OSA bisa menyebabkan napas berhenti secara berulang-ulang ketika tidur, yang diikuti penurunan kadar oksigen darah.

Penyakit itu, lanjut Rimawati, dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi sampai orang tua. Namun pria lebih banyak mengalami OSA daripada wanita. Hal itu karena lingkar leher pria lebih besar daripada wanita sehingga lebih cenderung mendengkur.

Mendengkur memang merupakah gejala utama OSA, tetapi ada gejala-gejala lain yang juga perlu Anda cermati. Misalnya, mengantuk di siang hari, tidur tidak nyenyak, perubahan pada mental dan  perilaku, sakit kepala dan sering kencing di malam hari.

Derajat keparahan OSA bisa diukur dari indikator AHI (apnea yypopnea index), yaitu jumlah kejadian apnea (berhenti napas) dan hypopnea (sumbatan pada jalan napas atas) dalam waktu satu jam. Bila Anda mengalami 5-15 kali kejadian henti napas dalam satu jam, maka Anda dikategorikan mengidap OSA ringan. Sementara jika 15-30 kejadian per jam, Anda mengalami OSA sedang, dan OSA berat jika sudah di atas 30 kali dalam sejam.

Lebih jauh Rimawati menuturkan, “OSA akan berdampak terhadap kesehatan pasien, seperti hipertensi, diabetes, serangan jantung, stroke, kecelakaan lalu lintas dan tempat kerja, depresi dan iritabilitas. Berdasarkan penelitian John Hopkins University, 46% pasien dengan sleep apnea berat akan meninggal lebih dini.”

Meski begitu, jangan khawatir karena OSA dapat dengan beberapa cara, tergantung dari tingkat keparahannya. Pengidap OSA ringan dapat melakukan terapi dengan cara konservatif, seperti menurunkan berat badan, menghindari minum alkohol dan tidur miring, atau menjalani pembedahan di rumah sakit.

Sedangkan pengidap OSA berat dan ringan dapat menggunakan CPAP (continuous positive airways pressure). Terapi itu memberikan aliran udara dengan tekanan lembut melalui hidung atau mulut pasien melalui masker.

Nah, jika Anda ingin terhindar dari OSA, terapkan saja cara-cara konservatif seperti yang sudah disebutkan di atas.

http://www.readersdigest.co.id/sehat/info.medis/napas.berhenti.ketika.tidur/005/001/168

0 komentar:

Post a Comment