Bagi beberapa orang, mendengarkan
dengkuran orang lain, terutama pasangan, sangatlah mengganggu dan tentu
membuat tidur kurang nyenyak.
Menurut Joan
Liebmann-Smith, Ph.D. dan Jacqueline Nardi Egan dalam bukunya tentang
tanda-tanda tubuh, mendengkur bisa mengindikasikan bahwa hidung Anda
sedang tersumbat karena pilek atau alergi. Bisa juga karena kelainan
anatomi pada saluran pernapasan Anda. Selain itu, menurut dr. Umar Said
Dharmabakti, Ketua Departemen Telinga Hidung Tenggorokan
(Otorhinolarungology) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah
Sakit Cipto Mangkunkusumo, seseorang mendengkur mungkin karena
kegemukan, konsumsi alkohol dan merokok.
Lebih dari itu, mendengkur juga bisa menandakan gangguan yang lebih serius.
Mungkin
adanya pertumbuhan yang mengarah kanker ataupun sesuatu yang
menghalangi aliran udara yang melewati hidung Anda. Bahkan, menurut dr.
Umar, mendengkur bisa berpotensi menjadi kondisi serius, yang disebut
Obstructive Sleep Apnea (OSA), atau dalam bahasa Indonesia disebut henti
napas dalam tidur. “Jika seseorang mengidap OSA, pernapasan menjadi
lebih pendek daripada biasanya,” tambah dr. Umar. Jika proses henti
napas ini terjadi berkali-kali dalam tidur, seseorang bisa kekurangan
oksigen sehingga akan tetap mengantuk walau sudah tidur dalam jangka
waktu lama.
Joan dan Jacqueline menulis bahwa jika kadar oksigen
berkurang, tubuh menerjemahkan sinyal ini sebagai kondisi kritis.
Jantung akan berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat tajam.
Selain itu, fluktuasi tingkat oksigen bisa menimbulkan perdarahan dan
penyumbatan arteri, yang membuat seseorang berisiko terkena serangan
jantung dan stroke.
Menurunkan berat badan bisa menjadi salah
satu bentuk pencegahan atau pengobatan pada mendengkur. Namun Joan dan
Jacqueline menyarankan untuk mewaspadai dengkuran bila Anda dijadwalkan
menjalani operasi. “Pastikan Anda menyampaikannya kepada ahli bedah dan
anestesi karena anestesi bisa menimbulkan risiko bagi pasien yang
mendengkur,” tulisnya.
0 komentar:
Post a Comment