BACK TO THE TOP

Teori-Teori Hilangnya Benua Atlantis

Sejak Plato menulis tentang benua Atlantis sekitar lebih dari dua ribu tahun yang lalu, para Ahli sejak dulu sudah memperdebatkan keberadaan Atlantis. Beberapa skeptis jika Atlantis pernah ada. Sementara beberapa Ahli yang percaya keberadaan Atlantis, menindaklanjuti tulisan Plato dengan serius, mereka melakukan riset dan penelitian yang panjang. Dan hingga kini belum juga ditemukan bukti kuat tentang keberadaan benua Atlantis.


Apakah Atlantis ada? Jika ada, dimana letaknya? Bagaimana bisa hilang tanpa bekas? Banyak versi yang bisa menjelaskannya. Meski semua jawaban itu masih berupa analisis dan teori. Namun banyak ahli yang mendukungnya.

Berikut adalah 10 (sepuluh) teori tentang benua Atlantis yang hilang:


1. Atlantis adalah fiktif


Teori ini dianut oleh kebanyakan ilmuwan dan sejarawan selama ini. Mereka mengatakan bahwa tulisan Plato tentang sebuah kota yang sangat kaya (seperti yang diceritakan dalam Critias dan Timaeus) hanyalah sebuah cerita fiktif. Cerita ini hanya untuk menghibur pembacanya seperti novel fiksi modern. Dan memberi pelajaran bahwa keangkuhan dan kesombongan akan membawa malapetaka. Kisah Atlantis tidak dimaksudkan untuk ditafsirkan sebagai kisah nyata.


2. Atlantis adalah fiksi, tetapi kisah banjir dahsyat yang mengiringinya nyata


Plato banyak membuat referensi tentang sebuah banjir besar yang terjadi ribuan tahun silam, yang menghancurkan hampir seluruh dunia. Hingga hanya menyisakan sedikit manusia untuk memulai peradaban baru. Sedangkan Kisah Atlantis sendiri merupakan hasil dari imajinasi Plato. Mungkin dia telah terinspirasi oleh peristiwa sejarah yang nyata. Yaitu banjir besar yang terjadi beberapa ribu tahun sebelum ia lahir. Sebagaimana diketahui bersama tentang teori akhir Jaman Es. Akibat pemanasan global, permukaan laut naik ratusan meter dan menenggelamkan sebagian bumi. Yang menurut ahli lain, hilangnya sebagian daratan karena serangan meteor di laut.


3. Atlantis adalah sebuah benua yang ada di samudra Atlantik dan hancur oleh bencana alam


Hal ini awalnya dituliskan oleh penulis abad kesembilan belas, Atlantisphile Ignatius Donnelly tahun 1882 dalam bukunya, Atlantis the Antediluvian World. Dia menuliskan Atlantis berada ditengah Samudra Atlantik. Sedang kedalaman samudra Atlantik tidak lebih dari beberapa ratus meter dan rawan pergeseran vertikal. Karena begitu sedikit yang diketahui tentang laut pada zamannya, teorinya dianggap masuk akal. Sementara oseanografi modern memastikan bahwa Atlantik berkedalaman sampai lima mil. Jauh dari kerawanan pergeseran vertikal. Namun beberapa ahli masih memegang teori ini, terutama karena Plato menyebutkan bahwa letak benua Atlantis ada di luar "Pilar Hercules" (istilah kuno untuk Selat modern Gibraltar), ini menyiratkan bahwa itu terletak di suatu tempat di tengah samudra Atlantik.


4. Atlantis berhubungan dengan Minoans kuno dan ledakan pulau vulkanik Thera (Santorini)


Sebuah teori yang semakin populer tentang kebenaran Atlantis dan mulai diterima dalam komunitas ilmiah, menyebutkan bahwa kisah Plato merujuk pada penduduk asli pulau Kreta Yunani modern yang dikenal sebagai Minoans. Kota ini sebagian hancur dan lenyap ketika pulau vulkanik Thera (sekarang namanya Santorini) meletus pada tahun 1600 SM. Letusan ini menimbulkan tsunami yang cukup besar hingga melenyapkan sejumlah kota-kota di pesisir Minoan.


5. Atlantis adalah menceritakan kembali mitos dari banjir Laut Hitam


Teori lain yang baru-baru ini dipostulasikan dan sekali lagi memiliki beberapa dukungan di antara ilmuwan adalah bahwa Atlantis dan kata "Banjir besar" oleh Plato merujuk pada daerah Bosporus yang diterjang naiknya Laut Mediterania dan banjir di Laut Hitam sekitar 5.600 SM. Ditunjukkan juga bahwa sejumlah peradaban telah berkembang di tepi Laut Hitam ini. Saat bencana terjadi, beberapa orang yang selamat pindah menuju daerah lain dengan membawa cerita masing-masing yang dibumbui dengan mitos. Mungkin kisah ini yang mengilhami Plato.


6. Atlantis merujuk pada Antartika


Pernyatan kontroversial oleh Hapgood Charles bahwa kerak bumi mengalami pergeseran besar pada sekitar dua belas ribu tahun yang lalu (dia berteori sebenarnya kerak bumi mengapung di atas magma batuan cair). Menurut Hapgood, karena pergeseran ini, benua Antartika bergeser jauh lebih ke utara daripada dulu. Dulu Antartika beriklim sedang dan dihuni oleh sebuah peradaban maju. Hingga pergeseran yang tiba-tiba itu menghancurkan Atlantis. Meskipun teori Atlantis adalah Antartika bisa didukung, namun teori bahwa kerak bumi dapat menggeser secara dramatis dan tiba-tiba tidak memiliki dukungan dalam komunitas ilmiah.


7. Atlantis adalah referensi ke sebuah benua kuno yang disebut Lemuria


Menariknya, Yunani bukan satu-satunya tempat yang menceritakan peradaban tinggi kuno. India dan benua Asia memiliki cerita mereka sendiri, yang mereka sebut peradaban Lemuria. Yaitu sebuah pulau yang diduga berada di Samudra Hindia. Gagasan bahwa Lemuria memang ada, pertama kali dirumuskan abad ke-19 oleh Philip Sclater. Dinyatakan bahwa Madagaskar dan India mungkin pernah menjadi satu bagian dalam benua yang lebih besar, yang diberi nama Lemuria. Namun pemahaman modern tentang lempeng tektonik, menyangkal teori ini karena tidak ditemukan formasi geologis di bawah Samudra Hindia yang sesuai dengan hipotesis Sclater tentang Lemuria.


8. Atlantis sebenarnya tanah mitologi Mu


Mu adalah nama sebuah benua hipotetis yang diduga ada, bisa di Samudra Atlantik atau Samudera Pasifik. Dalam teori ini benua Atlantis dianggap telah hilang karena bencana alam pada awal sejarah manusia. Korban yang selamat beremigrasi ke benua lain dan menjadi awal sejumlah peradaban dunia. Saat ini, para ilmuwan umumnya menolak konsep Mu dan benua hilang lain seperti Atlantis atau Lemuria (lihat di atas) karena secara fisik tidak mungkin. Benua tidak dapat tenggelam atau hancur oleh bencana apalagi dalam waktu singkat. Selain itu, bukti fisik arkeologi, linguistik, dan genetik juga sangat bertentangan.


9. Atlantis berada di Indonesia


Jika kita melihat geografi planet ini pada saat zaman es terakhir, akan kita lihat permukaan laut 200M lebih rendah dari sekarang. Dengan demikian, Anda dapat melihat bahwa kepulauan yang kita kenal sekarang sebagai Indonesia dulu merupakan benua. Yang membentang dari Australia ke anak benua India. Teori ini dikemukakan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil yang ditulis dalam bukunya “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization”. Dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Peradaban Atlantis hancur karena letusan beberapa gunung berapi yang bersamaan hingga menyebabkan tsunami dahsyat.


10. Atlantis adalah Bahama, Bermuda, Azores, Kepulauan Canary, dll


Gagasan bahwa Plato menunjuk ke suatu tempat di samudra Atlantik kali ini merujuk pada kawasan segitiga Bermuda. Sayangnya, tak satu pun pulau-pulau ini sesuai dengan pernyataan Plato baik dalam keadaan wilayah atau ukuran, dan tidak ada di antara pulau ini yang memberi petunjuk bahwa peradaban maju pernah ada di masa lalu. Meski tidak didukung bukti ilmiah tapi daerah ini tetap populer sebagai legenda Segitiga Bermuda dengan bermacam-macam misterinya. Yang juga dianggap bagian misteri benua Atlantis.


http://www.blog.kedaigadogado.com/2012/06/10-teori-hilangnya-benua-atantis.html

0 komentar:

Post a Comment