JAKARTA, KOMPAS.com -
Sekretaris Fraksi Demokrat di DPR Didik Mukriyanto menegaskan, Presiden
Joko Widodo harus segera bersikap menyelesaikan kisruh antara Komisi
Pemberantasan Korupsi dengan Polri. Jangan sampai, Jokowi justru
terkesan membiarkan persoalan ini semakin berlarut-larut.
"Kalau dalam konteks Polri dan KPK terus berpolemik dan tidak ada
kepastian, maka yang akan menari adalah penjahat dan koruptor," ujar
Didik di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2015).
Didik mengatakan, semasa kampanye dulu, Jokowi selalu
menggembar-gemborkan bahwa dirinya ingin memberantas praktik tindak
pidana korupsi. Bahkan, niat Jokowi itu sampai dimasukkan ke dalam Nawa
Cita miliknya. (baca: "Masalah Ini Berawal dari Kesalahan Jokowi Sendiri...")
"Saat ini, sosok kenegarawanan Jokowi diuji. Dalam kondisi kritis
seperti ini, seorang pemimpin harus dapat berpikir cepat dan tepat,"
ujarnya.
Namun, ketika kisruh KPK-Polri terjadi, Jokowi justru terus mengulur waktu untuk menyelesaikannya.
(baca: Soal Polemik Pergantian Kapolri, KIH Dianggap seperti Oposisi)
"Kalau masalah ini terus berlarut konsep Nawa Cita itu akan menjadi duka cita," pungkas Didik.
Di tengah ketidakjelasan sikap Jokowi, dua pimpinan KPK sudah dijerat
oleh kepolisian. Bambang Widjojanto dijerat terkait sengketa pilkada di
Mahkamah Konstitusi, sementara Abraham Samad dijerat dengan tuduhan
memalsukan dokumen. (baca: Pimpinan KPK: Seperti Kena Tsunami)
Sebanyak 21 penyidik KPK kemungkinan juga terancam menjadi tersangka
karena kepolisian menduga izin kepemilikan senjata api yang mereka
miliki sudah kedaluwarsa. Salah satu penyidik yang terancam ditetapkan
sebagai tersangka adalah Novel Baswedan.
Dengan kondisi ini, KPK tinggal memiliki dua pemimpin, yaitu
Zulkarnaen dan Adnan Pandu Praja. Namun, beberapa waktu lalu, mereka
juga telah dilaporkan kepada Badan Reserse Kriminal Polri.
Jokowi tidak memenuhi janjinya akan mengambil keputusan pada pekan
lalu. Jokowi berkali-kali hanya menyebut bahwa keputusan akan
disampaikan secepatnya.
0 komentar:
Post a Comment