Korban Begal Mengaku Refleks Menahan Sabetan Pedang
TANGERANG, KOMPAS.com — Kejadian buruk yang menimpa Wahyu (21) dan Sri (19), korban begal di Pondok Ranji, Tangerang Selatan, tidak lantas membuat mereka jadi takut.
Sri menahan sabetan pedang yang dilayangkan oleh empat begal. "Saya nahan pedangnya, jujur refleks saja. Enggak ada rasa takut. Baru habis lepas pedangnya, saya berasa takut," kata Sri kepada Kompas.com, Selasa (24/2/2015) siang.
Sama halnya dengan Wahyu, meski dia terjatuh dari sepeda motor bersama Sri dan empat pelaku yang mendekatinya, dia mengaku tidak takut untuk berpergian dengan sepeda motor. Hanya, dia akan lebih waspada, khususnya saat berkendara pada malam hari.
"Naik motor sih tetap, enggak apa-apa. Cuma sekarang-sekarang ini enggak mau keluar malam dulu," ujar pria yang berprofesi sebagai mekanik di salah satu bengkel itu.
Lain halnya dengan ibunda Wahyu, Irma. Saat mendengar kejadian bahwa anaknya diserang begal, dia sangat khawatir. Dia ingin supaya anak pertamanya itu tidak sering pergi hingga larut malam.
"Namanya orangtua ya, kita maunya anak kita aman-aman saja. Jangan sampai kejadian lagi," ujar Irma.
Sebelumnya diberitakan, Wahyu yang memboncengi Sri diincar sekelompok begal di Jalan Masjid Baiturohim, Tangerang, Selasa (24/2/2015) sekitar pukul 02.00 dini hari.
Wahyu menuturkan, ia merasa dibuntuti saat berada di kawasan Pondok Aren itu. Tiba-tiba empat begal yang mengendarai dua sepeda motor memepet Honda Beat yang dikendarainya. Wahyu berusaha menghindar, sampai pelaku kemudian mengeluarkan pedang dan menyabetnya.
Wahyu dan Sri lantas berteriak meminta pertolongan. Teriakan mereka didengar warga sekitar, yang kemudian mengejar para begal dengan menggunakan sepeda motor. Saat itulah warga berhasil menjatuhkan seorang pelaku, sedangkan tiga pelaku lainnya berhasil kabur.
"Salah satu pelaku terjatuh, tertangkap, lalu dihakimi massa. Massa membakar pelaku sampai pelaku tewas," kata Kapolsek Pondok Aren Komisaris Polisi Bachtiar Alphonso.
0 komentar:
Post a Comment