JAKARTA, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) "kebakaran
jenggot" menghadapi Indonesia yang mensyaratkan tingkat kandungan dalam
negeri (TKDN) 40 persen. Mereka pun menekankan agar regulasi tersebut
diperlunak.
Regulasi yang dimaksud rencananya diberlakukan mulai 1
Januari 2017 yang akan datang. Menteri Komunikasi dan Informatika
Indonesia (Menkominfo) Rudiantara menetapkan bahwa smartphone impor yang tidak memenuhi TKDN 40 persen dilarang masuk ke Indonesia.
Saat
ini, Badan Perwakilan Dagang AS badan yang menangani negosiasi dagang
AS dengan Indonesia tengah membahas masalah TKDN dengan pejabat
berwenang serta dalam forum-forum multinasional. Mereka keberatan dengan
aturan tersebut.
Kritik terhadap aturan "made in Indonesia"
itu, termasuk dari grup bisnis berpengaruh di AS, menyatakan bahwa
efeknya bisa meningkatkan biaya serta menyulitkan akses terhadap
teknologi.
"AS merasa prihatin dan sangat mendukung kepastian
bahwa teknologi informasi dan komunikasi, yang berperan penting pada
perkembangan ekonomi dapat diakses secara terbuka di Indonesia," ujar
juru bicara kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat di Indonesia,
seperti dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (24/2/2015).
Jumlah pengguna smartphone
Indonesia terhitung kurang dari sepertiga total penduduknya. Sementara
itu di Tiongkok, pengguna ponsel pintar terhitung sudah 80 persen dari
total penduduknya.
Jumlah pengguna di Indonesia memang lebih
rendah dari Tiongkok, namun menurut lembaga riset pasar Canalys, justru
itu berarti potensi pembelinya masih menggiurkan. Potensi pembeli itulah
yang memikat perusahaan raksasa seperti Apple dan Samsung.
Di sisi lain, aturan mengenai TKDN akan menyulitkan perusahaan seperti mereka untuk masuk ke Indonesia yang "haus" smartphone
canggih. Saat aturan tersebut berlaku, mereka hanya punya pilihan untuk
membangun pabrik atau mencari rekanan perakitan domestik.
Foxconn,
salah satu pemasok utama Apple, tahun lalu sempat berniat mendirikan
pabrik khusus ponsel di Indonesia. Namun hingga kini perkembangannya
masih lambat.
Sementara itu Samsung dikabarkan telah mulai memproduksi ponsel di Indonesia. Mereka telah membuka pabrik di dekat Jakarta, tahun lalu.
0 komentar:
Post a Comment